Ditulis Oleh: Wiwi Wiarsih
“Ayah sedih jika kami tidak menjawab salam.”
“Asalamualaikum, Ayah pulang …” ucap Ayah memberi salam.
“Asalamualaikum …” ucap Ayah lagi dengan suara agak keras, tetapi tetap tidak ada jawaban.
“Asalamualaikum ….” Tetap hening. Padahal anak kembarnya Inara dan Zahira ada di ruang TV. Ayah mulai kesal karena sudah tiga kali salam tidak ada yang menjawab. Kemudian Ayah langsung menuju dapur untuk mencuci tangan.
“Eh, Ayah sudah pulang. Kenapa muka Ayah murung?” sapa Bunda.
“Ayah sedih, Bun. Ayah mengucap salam sampai tiga kali, tapi tidak dijawab sama sekali oleh Inara maupun Zahira. Mereka asyik nonton
kartun,” jelas Ayah.
“Sekarang Ayah mandi dulu, nanti Bunda kasih pengertian kepada anakanak,” hibur Bunda.
“Wah … asyik sekali nontonnya. Kalian lihat Ayah pulang tidak?” selidik Bunda.
“Tadi sekilas Kakak lihat, Bun,” jawab Inara.
“Tadi Adik juga samar-samar dengar Ayah memberikan salam,” sahut Zahira.
“Kalian tahu tidak kalau Ayah sedih? Ayah tadi sudah mengucapkan salam sampai tiga kali, tapi tidak ada satu pun dari kalian yang menjawab?” tanya Bunda.
“Ya ampun, Ayah di mana Bun? Kakak menyesal, Kakak mau minta maaf kepada Ayah,” sahut Inara.
Saat Ayah keluar dari kamar mandi, Inara dan Zahira langsung memeluk ayahnya.
“Ayaaaah, maafkan kami tadi tidak menjawab salam Ayah. Kami janji tidak akan membuat Ayah sedih lagi,” ucap Inara dan Zahira.
“Iya, Sayang. Sudah Ayah maafkan, jangan diulangi lagi ya!” pesan Ayah. ***